Sabtu, 22 Agustus 2009

biMbaNg

ku yang tak pernah bisa
tinggalkan dirinya
yang kini hadir diantara kita
namun ku juga tak kan bisa
menepis bayangmu
yang slama ini temani hidupku
reef; ma'afkan aku
menduakan cintamu
berat rasa hatiku
tinggalkan dirinya
dan demi waktu
yang bergulir disampingku
ma'afkanlah diriku
sepenuh hatimu
seandainya bila ku bisa memilih
kalau saja waktu itu
kutak jumpa dirinya
mungkin semua tak kan seperti ini
dirimu dan dirinya kini
ada dihatiku
membawa aku dalam kehancuran
"back to reef"

Munkin lagu ini yang pantas bwat menggambarkan hidupku saat ini,,
Q g' tw kNpa Q bisa seperti ini,semua terjadi begiTu saja...
andai saja waktu bisa teruLang Q g' bakal miLIh jaLan yang seperti ini,.Q pengen kayak dLu bersaMaMUUUUUUUUUU.

NB: BUAT YANG MW KOMENTAR DILARANG YANG MENYAKITKAN HATI PENULIS!!!!!!!!!!
AWAS!!!

Rabu, 10 Juni 2009

HijAu LajaNg

Hijau Lajang
Satu persatu kutelusuri dasar pikirku, yaitu pada deretan alur sejarah yang tak mungkin lagi olehku kembali hidup dengan hati yang sekarang. Bukanya aku sengaja lupa, tapi saat ini aku akan cerita sebabatas ingatan dan penglihatan tempo dulu yang telah aku makamkan.

Saat kurasakan musim semi dalam kehidupanku, yaitu ketika aku duduk di bangku kelas II MTs. Waktu itu kurasakan hijau daun yang sangat amat subur dalam usiaku, canda tawa penuh kemerdekaan bersama sekelilingku, sampai ketika kuncup semi bermekaran di depanku bahkan satu atap denganku,tak lain ia adalah seseorang yang membangun peradaban besar dalam sejarah hidupku sebut saja namanya “ yanti ”. rona cinta mulai bersemi dalam hatinya, dan dari sorot matanya memancarkan cahaya penuh kasih sayang.

Angin berhembus lirih, detak jam dinding mendenting, dari hari ke hari bulan ke-bulan tanpa terasa kini aku mulai masuk semester genap, akupun masih larut dalam hijau lajang teman-teman sekelasku, bahkan kelas kami tercatat sangat bandel sementara gadis itu masih sedia kala,
demi orang yang dia cintai dia rela menjaga cintanya dan membungkusnya dengan kesetiaan, meski sesekali ia harus merasakan perihnya ditusuk onak kecemburuan tapi demi orang yang sangat dia sayangi api cemburu itu mudah dipadamkan dengan tetesan kasih sayangnya walaupun rasa sayang itu begitu sulit untuk diungkapkan.

Tak terlintas sedikitpun di benakku jika orang yang didambakannya selama ini adalah aku, dan aku masih belum juga sadar jika akan ada mawar dari taman surga yang akan mengharumi sepanjang musim semi kehidupanku, yang akan aku lalui kelembutan senyum yang diberikan kepadaku.

“Mungkin itu hanyalah kebetulan” pikirku? Tapi yang pasti akupun menaruh hati pada gadis ini, akupun tak lantas mengartikan perasaanku adalah cinta, mungkin ini adalah perasaan yang sedikit eror, kembali aku larut pada arus air tak tahu kemana arah tanpa nyali. Tanpa menghiraukan perasaanku., angin berhembus lirih menebarkan aroma wangi di kelasku, pelahan seisi kelasku pun mencium bunga-bunga yang bermekaran di taman hati kami.

Seiring berjalannya waktu, terlontar dari bibir salah seorang temanku bahwa gadis itu menaruh hati padaku, itulah yang terlontar dari bibir teman sekelasku yang mengiringi setiap langkah, saat itu namaku mulai ingin dikenal, kendati penasaran dengan tampang sosok seorang aku, saat itu dan waktu itu pula aku merasakan gelombang kebahagiaan menerpa jiwaku, begitu dahsyat dan aku merasa sebagai orang paling bahagia di dunia ini, karena mentari sedia memberikan secerca cahayanya kepada setangkai ilalang yang tak lain adalah secerca cahaya yang dapat menembus lorang-lorong kedalaman yang hampa dan tak mudah untuk dijamah. Kuharap ini bukanlah mimpi di siang bolong ketika aku terbaring dan rasa lelah membebaniku.

Sungguh sebenarnya aku juga merasakan getar irama yang selalu berkecamuk dalam hatiku,ketika tiba-tiba pandangan kita bertemu, sangatlah sulit bagiku menjelaskan apa sebenarnya yang kurasakan saat akupun menyentuh tatapan mata itu, ada sejenis kekuatan besar yang merongrong ketahanan tubuhku, begitu besar, aku hanya tahu tubuhku gemetar dan membuang pandanganku secepatnya, hal yang sama pun kerap terjadi jika tiba-tiba kita beradu pandang.

Ingin sekali aku ungkap rasa ini kepadanya, menjelaskan jika akupun merasakan seperti apa yang ia rasakan kepadaku.selama ini. Tapi dengan menatapnya saja aku seperti telah kehilangan kepercayaan diriku apalagi jika aku mengingat tentang siapa diriku,jika boleh bicara jujur kami benar-benar jauh dari kata sepadan bagai punguk merindukan bulan itulah kata pepatah yang pantas mengungkapkan sisi keselarasan status kami. Tubuhku yang kerdil waktu itu mewakili usiaku yang masih begitu lajang sementara cinta sama sekali tak mengenal usia atau pada siapa rasa cinta berlabuh.

Untuk ukuran seorang pujangga hati mereka adalah kuil bagi pengembaraan jiwa mereka dalam menyelami kedalaman takdir, tentang cinta,persahabatan dan hiruk-pikuk pendakian cinta. Tapi aku lebih cenderung untuk mendiami hatiku sebagai rumah bagi jiwaku yang terasing, dan kali ini untuk kali yang pertama rumah bagi jiwaku menerima seorang tamu ratu agung dari kerajaan kasih sayang, penuh cinta dan penuh kelembutan. Rasa yang kupikul begitu tampak berat bagi diriku, bagiku waktu itu cinta adalah perenungan, cinta adalah perihnya rasa rindu ingin bertemu, karena aku dapat merasakan rasa cinta diantara jeruji keheningan, diujung sepi, dan diantara bahasa-bahasa kesendirianku atas sajak cinta yang pelahan meraja.

Waktu begitu cepat berlalu, mengantar kami pada jenjang kelas yang lebih tinggi dan setiap lembaga pendidikan mempunyai kewenangan terhadap sistem pengelolaan kelas demi untuk meningkatkan kuwalitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut, dan hari itu tepatnya hari senin untuk kali pertama kami masuk selepas liburan semester yang panjang, kami masing-masing mencari tahu kelas kami yang baru, merapat ke mading, karena dari mading tersebut kita dapat menemukan informasi ruang kelas kami yang baru, kami semua panik begitu juga denganku harap-harap cemas. Hati berdetak kencang kemudian berdoa “muda-mudahan saja klasifikasi kelas oleh pihak sekolah tidaklah menjadikanku terpisah kelas dengan orang yang hatiku telah kupertaruhkan kepadanya” dan ternyata doaku terkabul hingga kami tidak harus terpaksa menerima sesuatu yang benar-benar tidak kami harapkan, namun jika dipikir terkadang ada banyak hal yang akan pasti terjadi meski hati tak berharap kenyataan itu ada, tinggal bagaimana kita menanggapi hal itu semua.

Begitu banyak kisah diantara kami yang terbangun diantara kesendirian, sebenarnya juga ingin sekali kudengarkan kata cinta terucap dari bibirnya, tapi bagi seorang wanita melakukan semua itu adalah sesuatu yang butuh keberanian lebih, dan aku rasa itu tak mungkin. Aku berpikir keras untuk semua ini, bagaimana dan kapan waktu yang tepat bagiku untuk mengungkapkan rasa cintaku kepadanya. Jujur ,jika ada begitu banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk moment ini, aku tampak begitu takut, penasaran dan rasa ragu teraduk di benakku. Meskipun teman-temanku telah
bilang jika dia benar-benar telah menjadi budak atas rasa cintanya padaku, tapi rasa ragu ini terus menyelimuti batin.

Setiap orang pasti pernah merasakan semua ini, ditikam rasa takut saat kali pertama mengutarakan rasa cintanya pada seseorang, begitu juga denganku, dan hari itu aku dengan sepenuh keberanian diri berusaha mengungkapkan rasa cintaku kepadanya, darahku mendidih, tubuhku terasa gemetar, telah begitu panjang malam-malam yang kulalui untuk berpikir saat seperti ini,dan memelajari trik-trik penguasaan diri supaya tidak terjadi gemetar. Aku takut jika wajahku penuh keringat, aku nampak begitu tegang setelah mengucapkan perasaanku kepadanya, pastilah aku akan merasa malu karena setiap detik harus mengusap keringat diwajahku yang tak hentinya bercucuran.

Manusia yang hidup di dunia ini mempunyai bentuk karakter yang berbeda dan setiap karakter yang dikarunikan oleh kuasa tuhan pada manusia tak lepas dari ketentuan takdir hidup sekaligus ukuran beban hidup yang akan dipikul oleh masing-masing manusia itu sendiri, mungkin karena itulah sehingga orang bijak mengatakan jika seberat-berat apapun beban hidup yang ditimpakan tuhan pada manusia di dunia ini tak akan mungkin melampaui batas kemampuan makhluk, karena apapun bentuk beban hidup yang diterima oleh manusia semata-mata adalah untuk menguji iman manusia itu sendiri. Juga yang kurasakan pada diriku, aku dibentuk dalam lingkungan karakter yang keras, ayah ibuku tak henti-hentinya membawaku kedalam rasa penuh ketakutan, mereka acap kali bertengkar tak pandang untuk urusan kecil ataupun urusan besar, paradikma seperti inilah yang membentukku hingga sekarang ini, kaku dan tak kenal kompromi, namun aku sangat memahami karakter ayah dan ibuku, sebenarnya mereka orang tua yang baik, hanya saja factor pendidikan yang terkadang banyak masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan komunikasi ringan namun berubah menjadi perang dunia ketiga dikeluargaku.
Lingkungan keluarga yang keras, suasana kacau penuh keributan, akan membentuk karakter seorang anak menjadi lebih banyak diam, takut dan minder, dan terlebih lagi jika seorang anak sudah terlanjur begitu dalam terjangkit dengan karakter lingkungan sedemikian ini maka yang terjadi anak tersebut akan lebih tidak punya kepercayaan diri dan cenderung pasif dalam menghadapi masalah.

Maaf jika aku bercerita sedikit kondisi hidup yang membentuk karakter dalam diriku, namun sebenarnya aku tidak sedang menceritakan sesuatu yang tidak ada korelasinya dengan kisah yang sebenarnya sedang kurasakan, karena pembentukan karakter seperti itulah yang menjadikan aku terperosok begitu dalam dipalung rasa cintaku pada yanti, yang seakan-akan aku tak dapat keluar dari kedalamannya, aku tak mampu untuk merealisasikan apa yang sebenarnya aku rasakan dalam bahasa yang mampu dipahami dan cenderung mengurung diri dalam hitam putihnya kisah yang kurajut dalam kesendirian. Padahal jika boleh jujur telah kudapati petunjuk yang jelas jika orang yang kudambakan telah lama menaruh hati padaku, tak butuh melakukan banyak hal untuk mendapatkan cinta dari seorang Yanti, aku hanya butuh bicara, tapi lagi-lagi aku tak mampu untuk mengungkapkannya, ini bukan artinya aku menyalahkan cara orang tuaku dalam mendidikku, karena saat itu aku merasa hanya butuh waktu.

Ruangan kelas kembali berganti, tahap akhir akan kami tempuh, karena tahun 2005 kami sudah dikelas III, menjelang akhir kelas tiga aku merasakan sesuatu terjadi dalam diriku, yaitu suasana haru perpisahan yang pasti akan kami lalui bersama begitu mengusik kami, dan menghantuiku setiap malam menjemput, namun terlepas dari semua itu ada ketakutan besar yang mencengkeram jiwaku, aku begitu takut seandainya nanti aku harus berpisah dengan orang yang begitu sangat kucintai, dari dasar kengerian itulah akhirnya muncul keberanian diri untuk segera merealisasikan rasa cintaku padanya.
Suasana malam begitu tampak sepi, jalanan kian lengang, namun suasana hatiku tak kalah ramai dengan kesibukan siang hari pasar Babat, begitu banyak hal yang kupelajari dalam perenungan ini, dan banyak hal yang kulakukan demi mambangkitkan rasa kepercayaan diriku untuk dapat mengungkapkan perasaanku pada Yanti, dan diantara kisah yang kurajut - ujung malam mengantarku dalam hangat peraduan,hingga sinar mentari menjemputku penuh semangat yang menyengat.

Pagi itu adalah sejarah besar dalam hidupku, karena pagi itu ku tumpahkan seisi angkasa kisah kesendirian yang kurajut bersamanya, dan menjadikanya sebagai bintang galangsi mimpi di angkasa cintaku. Beberapa menit aku bersamanya, menuangkan apa yang telah tergurat dalam hati. Seisi langit seperti sedang runtuh menimpaku, kekuatan rasa yang besar datang bergemuruh dengan tiba-tiba, hati dan jiwaku mengalir deras kearah tak menentu, “betulkan ini kebahagiaan sepasang kekasih yang sedang dirundung asmara?” hati bertanya dan berbisik, hari itu aku hanya mampu mengucapkan beberapa patah kata, ku katakan padanya jika aku mencintai dia, hanya itu-dan aku merasa itu sudah lebih dari kata cukup.
Sebenarnya kalau boleh jujur – beberapa syair dan puisi-puisi cinta telah bergelantungan di atas langit-langit onakku, hanya saja setelah kulihat senyum manisnya mengembang di hadapanku, aku sudah tidak dapat berpikir apa-apa, aku tak menemukan apapun lagi di perbendaharaan jiwaku, batinku terasa kosong, tenang, gembira serta gemetar hebat, entahlah-semua berlalu begitu nikmat, yang kutahu aku telah terbang jauh ke awang-awang. Dan selang waktu yang tak lama-dia juga mengatakan hal yang sama kepadaku, waktu itu aku tak bisa membayangkan betapa bahagianya diriku. Diantara kebahagiaan itu pun kemudian aku berdo’a “ Ya Tuhan…Maha Besar Engkau yang telah karuniai aku bebahagiaan sedemikian ini…terimakasih ya Allah…semoga kehendak-Mu ada dalam sejarah kisah kami sehingga tak berpenghujung, seperti Engkau telah berkehendak memberikan cinta sebagai karunia atas kami berdua ” Amin…ya Robbal ‘alamin.

Sabtu, 06 Juni 2009

bUJuk d'cInta, uLank puN TIBA

haRi nie Q seNengggggg.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,..,..,bwangEt,
cOz, tDi Q biz Lewat dEpan ruMah dYa...............
eh,Trnyata..,.,.,.,.,,dYa tu ge nYuci mOtornYa.....n tw g' . . . . . . . . .? dYa nyucI MOtor sAmbil maEn-mAen air gzTU,,,,,,,,(HE,,HE,,HE)
Q ru Tw, dYa Lutcuuuuuuuuuuuuu baNget kLo ge maEn air,,,,,,,,Q jaDI peNgen mAen n bECAnDA ma dyA.,.,.,.,.,.,..,.,(waLopUN TU hANYa KHAyAlNq ja............)
Pi Q TeTep sEnenk,cOz Q msiH biZA ngliaT waJaH dYa (yg iMoet+guanteeeeeeeeenk banGet) dAri jauh. . .

Sabtu, 23 Mei 2009

kasmaRn

entah kNpa n mEngapa,.,.,.,.,.,.,.,(he,,he,,Q juGa g' tAu.. ....)
Q hRi nie senenk bNgeTz, cOz wAlaupun g' da dyA,.Q biSa hapPY,,,cOalX Q dApet pEngalaMn yaNg nyEnengin baNGet,,,,,,
tau g'.........aDa seSEorang yanG ngAsih. . . . . . .(he..he)
Q g' mw GR,.
COZ,,,,,q kn orgX sTia.,.,.,.,.,.,.,.,

Sabtu, 18 April 2009

isI hAtiQ.,.,.,

seBenerNya Q sEmpet sEbEl mA sEsorang.,.,.,.,.,
pi Q g' bisA ngApa-Ngapain buat ngungkApiN SemuaNya,.cOz oRang yG Q sEbeliN Tu adAlah oRang yG sEharUsNya QhormaTin.,.,.,
baYAngin ja,Q daH lUmayAn laMa ngabdi ma dya Pi Q maSih Lom d'AnggaP sEbagai OrANG yang Baik d'maTanYa.,.,.(mGkin gaRa-gaRa Q naKal kaLe zOOOOw.,..,.,.,.,.,)

Sabtu, 04 April 2009

the first

Hai....met datang di blog..,disini bakalan ada banyak tentang Q, aktivitasQ, hobiQ.................